Jawa Barat: antara stigma intoleran dan kesadaran berpancasila

Hakim, Wildan and Permata, Dian (2022) Jawa Barat: antara stigma intoleran dan kesadaran berpancasila. Discussion Paper. Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UAI, Jakarta. (Unpublished)

Text (Article's Content) ILS0168-22_Isi-Artikel.pdf - Draft Version Download (185kB)

Abstract

SETARA Institute menggunakan Indeks Kota Toleran untuk memberikan baseline dan status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawasan kebangsaan dan inklusi sosial. Baseline ini akan menjadi pengetahuan bagi masyarakat dan dunia tentang kondisi toleransi di 94 kota di Indonesia. Berdasarkan indeks tersebut, SETARA Insitute menyebut Jawa Barat sebagai provinsi paling intoleran pada November 2019 lalu. Bahkan dalam Ringkasan Eksekutif Indeks Kota Toleran 2021, Kota Depok menjadi kota paling tidak toleran dengan skor paling rendah, yakni 3,577. Sebagai respons atas survei tersebut, Kesbangpol Jawa Barat menyelenggarakan survei pada 24 Maret hingga 5 April 2022 yang menjangkau 440 orang responden yang sudah memiliki hak pilih atau yang sudah kawin atau menikah. Responden dicuplik dengan menggunakan metodologi multistage random sampling (acak berjenjaang). Adapun tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dengan margin of error sebesar ± 4,77 persen. Survei tersebut berfokus untuk menguji pengetahuan publik Jawa Barat seputar Pancasila. Dalam survei ini diketahui, pendidikan di sekolah masih menjadi sumber utama bagi warga Jawa Barat untuk mengetahui serta memahami esensi Pancasila. Temuan lain dari survei Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat bersama Motion Cipta Matrix juga menunjukkan bahwa toleransi warga Jawa Barat terhadap warga berbeda keyakinan masih bagus. Warga Jawa Barat yang cenderung bersikap intoleran jauh lebih sedikit dibandingkan dengan warga yang bersikap toleran.

Actions (login required)

View Item