Perlakuan akutansi biaya eksplorasi dengan metode production sharing contract: studi kasus di PT. Chevron Pacific Indonesia - Wilayah Kerja Pertambangan Blok Rokan

Asharrani, Nisa (2012) Perlakuan akutansi biaya eksplorasi dengan metode production sharing contract: studi kasus di PT. Chevron Pacific Indonesia - Wilayah Kerja Pertambangan Blok Rokan. Other thesis, Universitas Al Azhar Indonesia.

Text (UAI) - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (0B)

Abstract

PT. Chevron Pacific Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas bumi yang menggunakan bentuk perjanjian bagi hasil atau production sharing contract dengan pemerintah yang diwakili dengan BPMIGAS. Melalui penelitian ini dikaji tentang 1) Bagaimana kontrak bagi hasil atau production sharing contrtact yang berjalan pada PT. Chevron Pacific Indonesia? 2) Bagaimana perlakuan akuntansi untuk biaya eksplorasi minyak dan gas bumi yang berjalan pada PT. Chevron Pacific Indonesia? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kontrak bagi hasil atau production sharing contrtact yang berjalan pada PT. Chevron Pacific Indonesia, serta menganalisa perlakuan akuntansi untuk biaya eksplorasi minyak dan gas bumi yang berjalan pada PT. Chevron Pacific Indonesia. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan deskriptif analisis. Berdasarkan hasil analisis didapatkan kesimpulan: 1) Kontrak bagi hasil yang berjalan pada PT. Chevron Pacific Indonesia dimana PT. Chevron Pacific Indonesia menyediakan dana operasi, bantuan teknik untuk operasi perminyakan, dan PT. Chevron Pacific Indonesia yang menangung resiko dari semua biaya operasi yang dikeluarkan. Tanggung jawab PT. Chevron Pacific Indonesia hanya pada pelaksanaan operasi sesuai dengan perjanjian kerja. Jangka waktu kontrak untuk melakukan eksplorasi selama 20 tahun. PT. Chevron Pacific Indonesia harus membuat authorization for expenditure (AFE) dan working program & budget (WP&B). Peralatan yang digunakan untuk eksplorasi pada akhirnya akan menjadi aset negara. Semua biaya eksplorasi yang dikeluarkan untuk kegiatan eksplorasi akan ditanggung oleh PT. Chevron Pacific Indonesia, untuk biaya yang berhasil untuk menemukan cadangan komersil ketika sumur sudah mulai produksi maka biaya yang telah dikeluarkan akan di cost recovery ke BPMIGAS, sedangkan untuk biaya sumur yang dry hole akan menjadi tanggungan PT. Chevron Pacific Indonesia sepenuhnya. Bagi hasil yang telah ditetapkan pada awal kontrak yaitu 90% untuk negara dan BPMIGAS serta 10% untuk PT. Chevron Pacific Indonesia. 2) PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan metode Production Sharing Contract (PSC) pada biaya eksplorasinya, dimana pada metode ini operating cost untuk biaya hanya dikenal dua macam yaitu biaya kapital dan non kapital di mana untuk sumur-sumur yang berhasil menemukan cadangan komersial, untuk biaya TDC akan dikatagorikan sebagai kapital sedangkan untuk IDC akan dikatagorikan sebagai non kapital. Untuk sumur yang dinyatakan gagal dry hole akan dibukukan sebagai non kapital, khusus untuk casing, jasa pengeboran, dan well log and drillsteam test akan dibukukan sebagai dry hole expense, kemudian ditambah dengan plug and abandoned untuk selanjutnya dibukukan sebagai dry hole expense. Pada metode ini ada yang namanya cost recovery dimana pihak kontraktor akan mendapatkan pengembalian biaya dari pemerintah dalam bentuk minyak mentah, biaya pemulihan tersebut baru akan didapatkan jika sumur eksplorasi tersebut sudah mulai berproduksi secara komersial.

Actions (login required)

View Item