Wisandhi, Dwi Aryo (2012) Kebijakan energi nuklir Jepang pasca bencana alam 11 maret 2011. Other thesis, Universitas Al Azhar Indonesia.
Text (UAI)
- Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (0B) |
Abstract
Keamanan energi menjadi suatu problematika dalam hubungan internasional, mengingat energi sangat dibutuhkan bagi perindustrian negara. Namun, melonjaknya harga minyak dunia yang notabene merupakan sumber energi utama membuat negara-negara di dunia berlomba-lomba mencari sumber energi alternatif lainnya. Energi nuklir dipilih sebagai solusi energi alternatif karena keuntungan-keuntungan yang didapatkan dengaan menggunakan energi nuklir tersebut, tidak terkecuali dengan Jepang. Guna memenuhi kebutuhan pasokan energi negara, Jepang harus mengimpor bahan baku minyak. Hal ini dikarenakan Jepang memiliki sumber daya energi yang sangat terbatas. Melonjaknya harga minyak dunia membuat Jepang yang sangat mengandalkan minyak impor tersebut menjadi sulit. Energi nuklir hadir dan digunakan sebagai solusi untuk mengakhiri ketergantungan akan minyak impor. Dengan menggunakan energi nuklir, Jepang juga dapat mengurangi kadar emisi gas rumah kaca sebagai partisipasinya mengatasi isu pemanasan global. Lambat laun, Jepang dapat mengurangi impor minyak sejalan dengan dijadikannya energi nuklir sebagai kebijakan energi nasional. Namun, ditengah meranjaknya popularitas energi nuklir sebagai sumber energi alternatif, masalah klasik mengenai efek negatif radiasi nuklir kembali mencuat. Bencana alam yang terjadi pada 11 Maret 2011 di Jepang mengakibatkan krisis nuklir yang menyebabkan pemerintah harus mengkaji ulang kebijakan energi nuklir mereka. Posisi Jepang semakin tersudut pada kenyataan bahwa desakan untuk mengganti energi nuklir datang dari masyarakat Jepang itu sendiri, seiring dengan maraknya protes yang dilakukan dengan demonstrasi anti nuklir. Setelah melalui proses pembuatan kebijakan yang dilakukan oleh aktor-aktor terkait, pemerintah Jepang selaku aktor utama dalam proses pembuatan kebijakan publik menetapkan tetap akan melanjutkan kebijakan energi nuklir sebagai kebijakan energi nasional mereka. Hal ini didasari oleh rasionalitas aktor pembuatan kebijakan di Jepang yang berpandangan bahwa penggunaan nuklir sebagai sumber enegi akan memberikan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan menggantinya dengan sumber energi lainnya, seperti energi terbarukan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | Identifier : HI 11 160 Language : Indonesia Copyright : Attribution 4.0. International |
Subjects: | Library of Congress Subject Areas > Skripsi Library of Congress Subject Areas > Skripsi |
Divisions: | University Structure > Universitas Al Azhar Indonesia > Universitas Al Azhar Indonesia - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik |
Depositing User: | Rahman Pujianto |
Date Deposited: | 19 Jul 2018 05:10 |
Last Modified: | 19 Jul 2018 05:10 |
URI: | http://eprints.uai.ac.id/id/eprint/854 |
Actions (login required)
View Item |