Konflik di Filipina Selatan dan upaya penyelesaiannya (1968-1996)

Navis, Muhammad Farhan (2008) Konflik di Filipina Selatan dan upaya penyelesaiannya (1968-1996). Diploma thesis, Universitas Al Azhar Indonesia.

Text (UAI) - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (0B)

Abstract

Wilayah Mindanao dahulu adalah sebuah kerajaan Islam yang merdeka dan belum pernah berhasil dijajah oleh Spanyol. Pemerintah kolonial melakukan cara lain untuk menaklukan Mindanao, yaitu dengan melakukan politik integrasi. Siasat ini dilakukan dengan pemindahan penduduk Filipino secara besar-besaran ke Mindanao untuk menandingi jumlah penduduk Moro sebagai penduduk asli. Kebijakan tersebut menjadikan Moro sebagai minoritas di tanah airnya sendiri, dan mereka kehilangan tanah warisan leluhur mereka karena kepemilikannya telah beralih menjadi tanah negara dan tanah Filipino. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mendukung berkobarnya perlawanan Moro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya konflik di Filipina Selatan. Selain itu juga untuk mengetahui apa upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik di Filipina Selatan adalah karena faktor sejarah, faktor identitas, dan faktor ketidakadilan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah melalui usaha-usaha negosiasi yang dimotori OKI dan difasilitasi oleh Indonesia sehingga menghasilkan dua perjanjian penting, yaitu Tripoli Agreement 1976 dan Final Peace Agreement 1996.

Actions (login required)

View Item