Fadhal, Soraya and Oktaviani, Dini and Adinda, Chaerunnisa and Amali, Ahmad Akmal and Fazari, Muhamad Vabbel (2023) Political sentiment in social media: Propaganda analysis in 2019 presidential election processes on twitter account. Project Report. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UAI, Jakarta. (Unpublished)
Text (Article's Content)
ILS0312-23_Isi-Artikel.pdf - Draft Version Download (511kB) |
Abstract
Media baru telah berkembang pesat dan sangat berperan sebagai kekuatan politik, serta ekonomi dan budaya di masyarakat. Media baru sebagai media sosial muncul sebagai alat propaganda politik dalam proses sosial politik. Media sosial tersebut merupakan media untuk melayani aspirasi, pendapat, gagasan dan partisipasi politik masyarakat atau warga negara. Publik terlibat dalam diskusi acara yang saling terkait di media sosial. Isu-isu pro�kontra muncul. Media sosial mengkorelasikan setiap kelompok politik dalam masyarakat dan menampilkan dirinya sebagai ruang publik. Di sisi lain, media sosial juga menciptakan sentimen kelompok dan konflik antar kelompok oposisi sebagai aktivitas politik. Penelitian ini mencoba mencari tahu bagaimana media sosial akun Twitter @habibthink berperan sebagai alat propaganda politik dalam konteks proses sosial politik pemilihan presiden Indonesia pada tahun 2019, dan juga untuk mengetahui bagaimana sentimen politik terungkap dalam lalu lintas akun tersebut? Penelitian ini menggunakan konsep Network society, Political Propaganda, Digital Politic, E-democrary, Social Media dan analisis sentiment. Laswell (1920) mengatakan bahwa propaganda mewakili aturan untuk membuat opini tentang opini publik, tanpa melihat representasi kedekatan dengan fisik yang memanipulasi simbol-simbol signifikan. Noam Chomsky mencatat bahwa pendekatan propaganda liputan media mengandung dikotomi politik dan kepentingan kekuasaan yang tinggi (Herman & Chomsky, 1988) . Media sosial berperan sebagai alat propaganda politik. Ini mengubah bentuk dan saluran penyampaian informasi politik kepada warga negara. Ini menjadi mekanisme alternatif untuk membentuk informasi dalam agenda, dan juga sebagai platform mediatisasi proses sosial politik. Analisis sentimen adalah untuk menentukan tingkat kekritisan, kritik atau apresiasi yang dijelaskan dalam tweet atau komentar. Ini menunjukkan pengenalan topik, apa yang orang pikirkan, nilai, dan berpendapat tentang isu�isu dalam teks tertentu. Selanjutnya, kita bisa memperkirakan tingkat sentimen positif dan negatif berdasarkan konten media sosial. Penelitian ini menggunakan analisis teks kuantitatif pada akun Twitter @habibthink tentang isu Pilpres 2019. Studi ini menemukan bahwa akun Twitter @habibthink berisi lelucon sarkasme, pernyataan provokatif, dan sentimen negatif tentang kandidat serta proses sosial politik pemilihan Presiden Indonesia 2019.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Social Media; Politic; Propaganda; Sentiment Analysis; Content Analysis; Presidential Election |
Subjects: | 300 Social sciences > 320 Political science 300 Social sciences > 380 Commerce, communications & transportation > 384 Communications (Telemunications) |
Divisions: | Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) > Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) > Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Rifda Jilan |
Date Deposited: | 29 Aug 2023 08:24 |
Last Modified: | 29 Aug 2023 08:24 |
URI: | http://eprints.uai.ac.id/id/eprint/2377 |
Actions (login required)
View Item |